Analysis of Geographic and Historical Potential of Tumpak Rinjing Monument and Its Urgency as a Source of Historical Learning
Keywords:
Tumpak Rinjing Monument, geographical, historical potential, urgency, Pacitan
Abstract
This article describes the analysis of the geographical and historical potential of the Tumpak Rinjing Monument, located in the district of Pacitan as one of the memorials to historical events during the struggle for the physical revolution in Indonesia. Furthermore, this article also describes the urgency analysis of monuments as a source of local-based learning, especially for history learning. The method used is a historical and qualitative method with the type of research carried out is field research. The main finding in this study is that the geographical and historical potential of the existence of a hand-over batch monument is very supportive as a source of learning and learning
Downloads
Download data is not yet available.
References
Abdullah, T. (1985). Sejarah lokal di Indonesia. Gadjah Mada University Press.
Abdullah, T. (1990). Sejarah lokal di Indonesia: Kumpulan tulisan. Gadjah Mada University Press.
Agustin, D. S. Y. (2011). Penurunan Rasa Cinta Budaya dan Nasionalisme Generasi Muda Akibat Globalisasi. Jurnal Sosial Humaniora, 4(2), 177–185.
Amin, S. (2010). Pewarisan Nilai Sejarah Lokal Melalui Pembelajaran Sejarah Jalur Formal dan Informal Pada Siswa SMA di Kudus Kulon (PhD Thesis). Universitas Sebelas Maret.
Aston, M. (2002). Interpreting the landscape: Landscape archaeology and local history. Routledge.
BPS Kab Pacitan. (2018). Kecamatan Pringkuku Dalam Angka 2018. https://pacitankab.bps.go.id.
Creswell, J. W., & Creswell, J. D. (2017). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches. Sage publications.
Dekker, I. N. (1980). Sejarah revolusi nasional. PN Balai Pustaka.
Denzin, N. K., & Lincoln, Y. S. (2008). Introduction: The discipline and practice of qualitative research.
Dudung, A. (2007). Metodologi Penelitian Sejarah. Jakarta: Ar-Ruzz Media.
Hay, I. (2000). Qualitative research methods in human geography.
Hoskins, W. G., & Hey, D. (2014). Local history in England. Routledge.
Khakim, Moch. Nurfahrul Lukmanul. (2014). NILAI KEBANGSAAN DALAM KARYA SASTRA HAMKA 1930-1962. Sejarah dan Budaya, 152-164. DOI: http://dx.doi.org/10.17977/sb.v8i2.4767
Kompas.com. (2018). Sentono Gentong, Memandang Indahnya Pacitan dari Ketinggian Halaman all—Kompas.com. Retrieved September 1, 2019, from https://travel.kompas.com/read/2018/11/10/110900927/sentono-gentong-memandang-indahnya-pacitan-dari-ketinggian?page=all
Kuntowijoyo. (2003). Metode Sejarah (2nd ed.). Yogyakarta: Tiara Wacana.
Nasution, A. H. (1991). Sekitar perang kemerdekaan Indonesia: Agresi militer belanda II (Vol. 9). DISJARAH-AD, dan Penerbit Angkasa.
Olwig, K. F. (2005). Cultural sites: Sustaining a home in a deterritorialized world. In Siting Culture (pp. 23–44). Routledge.
Priyadi, S., & Nursam, M. (2012). Sejarah lokal: Konsep, metode, dan tantangannya. Penerbit Ombak.
Richardson, W., & Culloch, G. M. (2000). Historical research in educational settings. Open University.
Robinson, G. W. S. (1953). The geographical region: Form and function. Scottish Geographical Magazine, 69(2), 49–58.
Rustiadi, E. (2018). Perencanaan dan pengembangan wilayah. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Sapto, A. (2015). PERANG, MILITER DAN MASYARAKAT: Pemerintahan Militer pada Masa Revolusi dan Pengaruhnya pada Indonesia Kini. Jurnal Sejarah Dan Budaya, 7(1), 18–33.
Setyohadi, T. (2002). Sejarah perjalanan bangsa Indonesia dari masa ke masa. Tuk Setyohadi.
Stockton, E. D., & Holland, W. (1974). Cultural sites and their environment in the Blue Mountains. Archaeology & Physical Anthropology in Oceania, 9(1), 36–65.
Sulistyo, W. D., Nafi’ah, U., & Idris, I. (2019). The Development of E-PAS Based on Massive Open Online Courses (MOOC) on Local History Materials. International Journal of Emerging Technologies in Learning (IJET), 14(09), 119–129. https://doi.org/10.3991/ijet.v14i09.10143
Suneki, S. (2012). Dampak globalisasi terhadap eksistensi budaya daerah. CIVIS, 2(1/Januari).
Utoyo, B. (2009). Geografi: Membuka Cakrawala Dunia. PT Grafindo Media Pratama.
Widja, I. G. (1991). Sejarah lokal suatu perspektif dalam pengajaran sejarah. Penerbit Angkasa.
Yunus, R. (2013). Transformasi nilai-nilai budaya lokal sebagai upaya pembangunan karakter bangsa. Jurnal Penelitian Pendidikan, 13(1), 67–79.
Wawancara dengan Pak Misno. Tanggal 20 Mei 2019.
Abdullah, T. (1990). Sejarah lokal di Indonesia: Kumpulan tulisan. Gadjah Mada University Press.
Agustin, D. S. Y. (2011). Penurunan Rasa Cinta Budaya dan Nasionalisme Generasi Muda Akibat Globalisasi. Jurnal Sosial Humaniora, 4(2), 177–185.
Amin, S. (2010). Pewarisan Nilai Sejarah Lokal Melalui Pembelajaran Sejarah Jalur Formal dan Informal Pada Siswa SMA di Kudus Kulon (PhD Thesis). Universitas Sebelas Maret.
Aston, M. (2002). Interpreting the landscape: Landscape archaeology and local history. Routledge.
BPS Kab Pacitan. (2018). Kecamatan Pringkuku Dalam Angka 2018. https://pacitankab.bps.go.id.
Creswell, J. W., & Creswell, J. D. (2017). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches. Sage publications.
Dekker, I. N. (1980). Sejarah revolusi nasional. PN Balai Pustaka.
Denzin, N. K., & Lincoln, Y. S. (2008). Introduction: The discipline and practice of qualitative research.
Dudung, A. (2007). Metodologi Penelitian Sejarah. Jakarta: Ar-Ruzz Media.
Hay, I. (2000). Qualitative research methods in human geography.
Hoskins, W. G., & Hey, D. (2014). Local history in England. Routledge.
Khakim, Moch. Nurfahrul Lukmanul. (2014). NILAI KEBANGSAAN DALAM KARYA SASTRA HAMKA 1930-1962. Sejarah dan Budaya, 152-164. DOI: http://dx.doi.org/10.17977/sb.v8i2.4767
Kompas.com. (2018). Sentono Gentong, Memandang Indahnya Pacitan dari Ketinggian Halaman all—Kompas.com. Retrieved September 1, 2019, from https://travel.kompas.com/read/2018/11/10/110900927/sentono-gentong-memandang-indahnya-pacitan-dari-ketinggian?page=all
Kuntowijoyo. (2003). Metode Sejarah (2nd ed.). Yogyakarta: Tiara Wacana.
Nasution, A. H. (1991). Sekitar perang kemerdekaan Indonesia: Agresi militer belanda II (Vol. 9). DISJARAH-AD, dan Penerbit Angkasa.
Olwig, K. F. (2005). Cultural sites: Sustaining a home in a deterritorialized world. In Siting Culture (pp. 23–44). Routledge.
Priyadi, S., & Nursam, M. (2012). Sejarah lokal: Konsep, metode, dan tantangannya. Penerbit Ombak.
Richardson, W., & Culloch, G. M. (2000). Historical research in educational settings. Open University.
Robinson, G. W. S. (1953). The geographical region: Form and function. Scottish Geographical Magazine, 69(2), 49–58.
Rustiadi, E. (2018). Perencanaan dan pengembangan wilayah. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Sapto, A. (2015). PERANG, MILITER DAN MASYARAKAT: Pemerintahan Militer pada Masa Revolusi dan Pengaruhnya pada Indonesia Kini. Jurnal Sejarah Dan Budaya, 7(1), 18–33.
Setyohadi, T. (2002). Sejarah perjalanan bangsa Indonesia dari masa ke masa. Tuk Setyohadi.
Stockton, E. D., & Holland, W. (1974). Cultural sites and their environment in the Blue Mountains. Archaeology & Physical Anthropology in Oceania, 9(1), 36–65.
Sulistyo, W. D., Nafi’ah, U., & Idris, I. (2019). The Development of E-PAS Based on Massive Open Online Courses (MOOC) on Local History Materials. International Journal of Emerging Technologies in Learning (IJET), 14(09), 119–129. https://doi.org/10.3991/ijet.v14i09.10143
Suneki, S. (2012). Dampak globalisasi terhadap eksistensi budaya daerah. CIVIS, 2(1/Januari).
Utoyo, B. (2009). Geografi: Membuka Cakrawala Dunia. PT Grafindo Media Pratama.
Widja, I. G. (1991). Sejarah lokal suatu perspektif dalam pengajaran sejarah. Penerbit Angkasa.
Yunus, R. (2013). Transformasi nilai-nilai budaya lokal sebagai upaya pembangunan karakter bangsa. Jurnal Penelitian Pendidikan, 13(1), 67–79.
Wawancara dengan Pak Misno. Tanggal 20 Mei 2019.
Published
2023-10-29
